Senin, 12 Desember 2016

Tetangga Sebelum Rumah

Dalam hal menentukan tempat untuk tinggal,  ada sebuah pepatah Arab yang cukup menarik, yang berbunyi (artinya) : ”Tetangga Sebelum Rumah.” Maksud dari pepatah ini kurang lebih adalah hendaknya seseorang itu ketika hendak membeli rumah di sebuah tempat, maka dia harus melihat dulu kondisi tetangga di sekitar rumah itu. Jika kondisi tetangganya baik, maka rumah itu layak untuk dibeli, namun jika kondisi tetangga buruk, maka dia harus berpikir seribu kali sebelum memutuskan untuk membeli rumah tersebut.

Jika direnungkan, pepatah Arab diatas ada benarnya juga. Jika kita tinggal di sebuah lingkungan tetangga yang buruk, tentu akan sangat menyiksa kita. Tidak usah bicara lingkungan, memiliki satu saja tetangga yang tidak baik, sudah dipastikan akan mengganggu kenyamanan kita tinggal disitu. Bayangkan, tetangga samping rumah kita seorang yang jahat misalnya. Kita mau pergi meninggalkan rumah tidak tenang, khawatir terjadi sesuatu dengan rumah atau benda yang kita miliki. Berinteraksi dengannya juga tidak nyaman, karena perasaan pasti selalu was-was. Belum lagi bagaimana nanti jika anak-anak kita meniru kebiasaan-kebiasaannya yang buruk karena setiap hari mereka melihat tetangga itu melakukan kebiasaan yang buruk, baik perkataan maupun perbuatannya.

Pendeknya memiliki tetangga yang tidak baik adalah musibah bagi seorang muslim. Sementara memiliki tetangga dan ligkungan yang baik adalah anugerah yang tidak terhingga besarnya, bahkan tidak bisa dinilai dengan uang karena hakikatnya tetangga atau lingkungan yang baik itu tak ternilai harganya. Karenanya Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu menekankan agar seseorang itu hendaknya memuliakan tetangganya, tidak mengganggunya baik dengan ucapan maupun perbuatan. Sungguh tuntunan yang sangat mulia.

Satu hal yang perlu disyukuri, saat ini sudah mulai bermunculan perumahan-perumahan syariah di Indonesia. Perumahan yang dapat dimiliki dengan cara yang tidak bersinggungan dengan riba, dan dikondisikan juga perumahan itu berada dalam kondisi Islami. Beberapa perumahan malah menerapkan sejumlah aturan ketat untuk menjaga lingkungan perumahan tetap Islami.

Salah satu contohnya adalah sebuah perumahan sunnah di daerah Bandung, tepatnya di kawasan Batujajar Bandung Barat. Perumahan syariah ini dapat dimiliki tanpa riba, dan menerapkan sejumlah aturan yang ketat untuk kemaslahatan bersama. Misalnya, seluruh warga laki-laki diwajibkan untuk shalat berjamaah di Masjid ketika berada di rumah. Tidak boleh keluar dengan membuka aurat, tidak boleh merokok di sekitar lingkungan perumahan, menghentikan seluruh aktivitas jual beli ketika adzan berkumandang, dan masih banyak aturan lainnya yang sangat baik.

Selain itu, warga juga dapat mengikuti kajian-kajian ilmu di masjid perumahan, karena jadwal kajian sudah disiapkan dengan materi dan pengisi kajian yang berbobot. Dengan konsep ini, mereka menyebut perumahan ini sebagai “Kampung Ilmu” untuk menata iman para warganya, subhanallah. Semoga perumahan-perumahan semacam ini makin banyak kedepannya.

Kesimpulannya, berhati-hatilah bagi anda yang akan membeli rumah, jangan sampai kita tidak mementingkan kondisi tetangga atau lingkungan tempat kita tinggal. Pilihlah rumah dengan kondisi lingkungan yang baik dan Islami, agar ketenangan dan keselamatan bisa kita upayakan dengan lebih mudah. Karena kalau tidak, bisa-bisa kita tersiksa karena tinggal bertetangga dengan orang-orang yang buruk. Wallahu ‘alam.


Semoga bermanfaat..

0 komentar:

Posting Komentar

Firdausy Ahla

Firdausy Ahla

Perumahan Umaqiana Bandung

Perumahan Umaqiana Bandung

Hasanah Tower Bogor

Hasanah Tower Bogor

Firdausy Ahla Bandung

Firdausy Ahla Bandung

Almira Village Solo Raya

Almira Village Solo Raya

Popular Posts

Arsip Blog